Pendidik Sebagai Individu yang Berarti dan Memberikan Arti

Guru pada dasarnya merupakan sebuah kata serapan dari bahasa Sanskerta yang secara harafiah berarti berat. Dalam bahasa Indonesia, guru pada umumnya merujuk pada pendidik profesional yang memiliki tugas utama mendidik, membimbing, menilai, mengevaluasi peserta didik. Ada ungkapan lama yang mendukung pengertian guru itu sendiri yakni guru adalah yang digugu dan ditiru. Digugu memiliki pengeritan bahwa perkataannya dapat dijadikan sebuah panutan sedangkan ditiru memiliki pengertian bahwa selain tutur katanya, semangat seorang pendidik harusnya dapat dijadikan pelecut semangat peserta didik.
Seperti yang pernah saya ulas di artikel sebelumnya tentang aspek karakter yang dimiliki seorang pendidik. Di dalam aspek karakter terdapat nilai, semangat dan passion. Pada artikel ini saya akan berbagi mengenai pendidik sebagai individu yang berarti dan mampu memberikan arti. Ada banyak nilai yang sebaiknya dimiliki oleh seorang pendidik seperti kualitas, peka, mandiri, integritas, maupun jujur. Kualitas pendidik baik hardskill maupun softskill sangat diperlukan dalam proses pendidikan. Peka adalah salah satu nilai yang sebaiknya dimiliki oleh para pendidik. Mengapa? Jarang sekali ditemukan para pendidik atau pengajar yang memiliki pemahaman bahwa setiap perserta didik memiliki kebutuhan yang berbeda dan tentunya dibutuhkan pula pendekatan yang berbeda. Pada umumnya para pendidik atau pengajar “pukul rata” mengajar semua peserta didik.
Kepekaan yang dimiliki oleh para pendidik tentunya harus berhubungan erat dengan kebutuhan murid atau peserta didik itu sendiri. Kebutuhan peserta didik di dalam proses pendidikan meliputi kebutuhan akan materi yang diajarkan sesuai dengan kurikulum, kebutuhan akan perhatian dari pendidik atau pengajar, kebutuhan akan komunikasi, dan kebutuhan akan motivasi. Sekali lagi pada umumnya para pendidik hanya memiliki kepekaan terhadap kebutuhan dasar peserta didik berupa materi saja. Para pendidik terlalu lama berkutat dengan kebutuhan dasar ini sehingga kebutuhan lainnya tidak dapat dipenuhi. Kebutuhan akan komunikasi merupakan hal sepele yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh para peserta didik. Jika kepekaan terhadap kebutuhan komunikasi ini dapat ditingkatkan maka para pendidik akan memiliki pemahaman yang lebih menyeluruh tentang setiap peserta didik itu sendiri. Selain itu, kebutuhan akan motivasi dari pendidik dibutuhkan oleh peserta didik. Hal ini tentunya terlihat secara tidak langsung dalam proses belajar mengajar.Tanpa disadari setiap peserta didik memiliki jiwa kompetisi satu sama lainnya. Hal ini yang sebaiknya dapat dimanfaatkan oleh pendidik untuk memberikan motivasi bagi masing-masing peserta didik.
Jika pada perjalanan proses pendidikan itu sendiri, setiap peserta didik mampu memiliki peran dan arti seperti di atas maka output dari proses pendidikan tersebut akan menghasilkan pribadi-pribadi yang memiliki nilai sosial dan kepedulian yang tinggi.


Jangan tanyakan apa murid-muridku akan menerimanya tapi tanyakan dahulu apa yang akan kuberikan padanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Francis School

We don’t just give students an education and experiences that set them up for success in a career. We help them succeed in their career—to discover a field they’re passionate about and dare to lead it.