Francis School Ravens Goes to Asia Pacific Basketball Cup 2022 – Singapore

Sebuah perjalanan yang tentunya menantang bagi para francisians kali ini. Jika umumnya mereka berangkat menuju Singapura melalui penerbangan langsung kali ini mereka melalui pelabuhan Batam. Sebuah pengalaman baru tentunya bagi mereka untuk menggunakan moda transportasi kapal laut. Bukan hal yang tidak disengaja melainkan dengan pertimbangan untuk memperoleh pengalaman baru yang belum tentu mereka peroleh sebelum dan sesudahnya. Asia Pacific Basketball Cup 2022 Singapore adalah tujuan 11 siswa Francis School yang terdiri dari siswa kelas 9 hingga siswa kelas 12. Sebuah pertandingan basket yang diikuti oleh berbagai tim dari berbagai negara seperti Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, India dan Australia dengan total tim yang bertanding hampir 100 tim. Berada dalam kategori usia di bawah 18 tahun, tim basket Francis School berada satu kelompok dengan tim dari Thailand dan Singapura.

Bukan hal yang mudah untuk melalui pertandingan kali ini, terlebih lagi tim basket ini baru terbentuk setelah pasca pandemi. Tim yang baru seumur jagung ini menunjukkan keinginan yang tinggi untuk memperoleh kesempatan mendapatkan pengalaman bertanding dalam pertandingan berskala internasional. Latihan yang tidak mudah tentunya dilalui mereka menuju pelaksanaan Asia Pacific Basketball Cup 2022 ini. Ada yang biasanya tidak pernah atau malas melakukan jogging, kali ini memaksa dirinya untuk melakukannya. Ada yang tidak pernah olahraga rutin, kali ini mereka membuat target latihan rutin. Semangat yang tinggi ditunjukkan para francisians menjelang keberangkatan.

26 Oktober 2022 pukul 07.30 pagi, semua tim basket Francis School berangkat bersama dengan didampingi dua orang coach pendamping. Batam adalah tujuan pertama tim basket ini untuk kemudian dilanjutkan menggunakan kapal ferry menuju Singapura. Pengalaman baru bagi mereka menuju Singapura melalui Batam.

26 Oktober 2022 sore hari, tim sudah tiba di Singapura dan segera melanjutkan perjalanan menuju penginapan. Seperti yang sudah diketahui oleh semua anggota tim bahwa perjalanan di Singapura akan banyak menggunakan transportasi bus, MRT bahkan jalan kaki. Dengan langkah tegap dan bersemangat membawa koper dan sport bag, anggota tim berjalan menuju halte bus terdekat. Hingga singkat cerita malam pun tiba dan tibalah di depan hotel tempat menginap. Namun ternyata salah tujuan. Hotel yang dipesan bukan yang didatangi sehingga semua tim harus segera mengubah tujuan berikutnya. Celotehan ringan bersahutan sepanjang jalan “ya tidak apa-apa lah, sesekali kan seperti ini.” disambung celotehan lainnya “Yuk semangat yuk.. Kapan lagi” . Ada rasa semangat yang muncul dari semua anggota tim basket ini, semangat untuk mendapatkan pengalaman baru yang mereka sadari menjadi sebuah hal yang sangat bernilai.

27 Oktober 2022 pagi hari. Semua tim sudah siap untuk melakukan olahraga pagi untuk persiapan pertandingan malam harinya. Hal yang berbeda sangat terlihat dari setiap tatapan mata mereka. Tidak ada keluhan atau rasa lelah, yang terlihat adalah semangat dan rasa bahagia. Momen-momen bahagia terlihat dari masing-masing raut muka para anggota tim, baik saat makan siang ataupun dalam perjalanan menuju lokasi pertandingan.

 

27 Oktober 2022 pukul 20.00 bertempat di UWCSEA Dover Campus; para anggota tim sudah siap dengan jersey tim dan sedang melakukan pemanasan menjelang pertandingan. Tim pertama yang akan bertanding dengan tim Francis School adalah tim dari Thailand. Secara di atas kertas, memang semua anggota tim Francis menyadari bahwa teknik permainan masih jauh dibanding tim lainnya. Rasa grogi, tegang, tidak lepas sangatlah terlihat dari raut muka para pemain tim Francis. Hingga time out pertama segera dilakukan, Coach Agung sebagai coach basket segera memotivasi dan mengingatkan anak asuhnya: “Pertandingan ini dijadikan sebagai permainan biasa saja, seperti halnya bermain sehari-hari.”, “Nikmatilah permainan ini dengan senyum.” Itulah kata-kata yang terlontar pada time out pertama pertandingan tersebut. Memang tidak mudah untuk membangkitkan semangat tim yang secara teknis sudah kalah jauh.

27 Oktober 2022 pukul 22.00. Pertandingan pun selesai dengan kekalahan pertama tim Francis School. Semua perasaan muncul dan larut bercampur satu sama lainnya. Ada perasaan tidak puas terhadap diri sendiri, perasaan takut hingga bingung berbuat apa. Satu hal yang disepakati bersama oleh semua anggota tim; kebersamaan dan sikap adalah hal utama. Kebersamaan dan sikap saling menjaga, saling percaya adalah modal untuk dapat menikmati setiap prosesnya.

“Tunjukkanlah perkembangan 1% saja, itu sudah baik untuk kita bersama, jangan sia-siakan kedatangan kalian di Singapura”  itulah kalimat terakhir yang disampaikan sebelum tim beranjak pulang.

Ternyata sesampainya di penginapan, kapten tim basket mengumpulkan semua anggota tim untuk saling berbicara dari hati ke hati, membangun kebersamaan dan kepercayaan. Hal ini berdampak baik dan positif di mana pada hari berikutnya mereka saling menjaga satu sama lain. Hal yang belum muncul sebelumnya. Para anggota tim menyadari bahwa sebagai sebuah tim, tidak ada satu orang yang menjadi pahlawan melainkan semua anggota berperan yang sama. Tidak ada superman dalam satu tim yang ada superteam. Mereka secara tidak sadar menyadari satu hal yang luar biasa bahwa mereka adalah pencetak sejarah baik sejarah pribadi dalam hidup mereka maupun sejarah bagi Francis School.

 

29 Oktober 2022 pukul 09.00 dan 12.00
Pertandingan kedua dan ketiga berlangsung dalam satu hari dan dalam jeda hanya 2 jam. Pertandingan kedua dan ketiga ini, tim Francis melawan tim dari Singapura. Pertandingan kedua pun dimulai; masih dengan rasa tegang dan takut. Belum ada keberanian yang terlihat keluar dari masing-masing pemain. Hal yang sangat wajar mengingat bahwa lawannya kali ini bertubuh lebih besar dari mereka ditambah lagi dengan pengalaman kalah dalam pertandingan sebelumnya. Namun pesan terakhir setelah selesai pertandingan pertama untuk menunjukkan peningkatan proses 1% saja berhasil dilakukan setiap anggota tim. Walau pada akhirnya kekalahan masih diterima oleh tim basket Francis.

29 Oktober 2022 pukul 10.30 inilah waktu istirahat menjelang pertandingan terakhir yang berlangsung pada hari yang sama. Raut muka sedih dan lelah sangat nampak terlihat selama masa istirahat ini. Hingga akhirnya 30 menit menjelang pertandingan, mereka sudah siap melakukan pemasanan ringan.

29 Oktober 2022 pukul 11.45, tim basket Francis School memasuki lapangan dan melihat tim lawan. Tim tuan rumah dengan anggota yang badannya jauh lebih besar dan tinggi dibanding tim Francis.

“Tidak ada superman dalam sebuah tim, yang ada adalah superteam. Tim yang bertanding di lapangan, tim yang ada di bangku cadangan adalah satu tim”. Kalimat ini disampaikan sebelum bertanding termasuk pesan bahwa ini adalah pertandingan yang harus dinikmati. “Jangan ada rasa takut, tunjukkan mentalitas juara” . Kalimat itu yang juga diucapkan setiap ada kesempatan time out selain daripada pembahasan teknik permainan. Memang pada pertandingan ini, tim Francis School kembali mengalami kekalahan namun hal menarik yang terjadi adalah semua anggota tim tidak mengenal putus asa, tidak mengeluh, mau berjuang walau selisih angkanya jauh. Bahkan ketika angka pertama dicetak tim Francis, penonton tuan rumah ikut bertepuk tangan mengapresiasi perjuangan tim Francis.

Perjuangan yang terus dilakukan oleh setiap anggota tim ditunjukkan dengan kemauan mereka untuk terus berlari baik dalam kondisi menyerang maupun bertahan. Sorak sorai dari bangku cadangan juga semakin terdengar jika dibanding pertandingan sebelumnya. Ya pada tahapan ini, mereka semua sudah menjadi satu tim, sudah menjadi satu kesatuan. Mereka sudah menjadi super team dalam kapasitas mereka masing-masing. Hingga pertandingan berakhir.

Hal yang menarik adalah ketika semua anggota tim keluar lapangan, tim tuan rumah yang memenangkan pertandingan mengajak tim Francis latihan bersama selama berada di Singapura. Hal ini menunjukkan apresiasi yang diberikan kepada para anggota tim basket Francis. Rasa haru, bahagia dan bangga muncul melalui air mata yang terlihat dari beberapa siswa. Jika pada kekalahan pertama mereka mengeluarkan air mata karena sedih dan tidak puas kali ini mereka menitikkan air mata karena mereka telah berjuang dengan gigih; tidak hanya peningkatan 1% yang mereka berikan namun mereka telah memberikan lebih dari 100% dibanding pertandingan sebelumnya.

Ya itulah sebuah proses yang dilalui, bukan semata-mata melihat hasil akhirnya namun bagaimana proses yang dilalui termasuk peningkatan yang terjadi dalam setiap prosesnya. Seperti kata orang practice doesn’t make perfect; practice makes improvement. Anggota tim basket Francis School telah merasakan dan melaluinya.

 

  • Mereka telah belajar untuk menjadi sebuah tim dan keluarga.
  • Mereka juga belajar untuk terus maju, belajar untuk terus saling percaya dan melindungi.
  • Kesempatan yang luar biasa telah anak-anak ini dapatkan.
  • Kesempatan yang mungkin tidak terulang lagi untuk mereka alami.
  • Kesempatan yang akan membuat mereka mampu menjadi pribadi yang lebih baik.

 

Pertandingan Asia Pacific Basketball Cup 2022 ini tidak hanya sebagai kesempatan para francisians mendapatkan portofolio kompetisi melainkan kesempatan mereka untuk mempelajari hal yang tidak mungkin dipelajari di ruang kelas semata. Kesempatan bagi mereka untuk mengimplementasikan nilai-nilai MIRACLE (mindfulness, integrity, resilience, compassion dan excellence)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Francis School

We don’t just give students an education and experiences that set them up for success in a career. We help them succeed in their career—to discover a field they’re passionate about and dare to lead it.